Pub Berpotensi Raup Laba Rp 2 Triliun Per Pekan
Sukses tim nasional Inggris lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 berdampak besar bagi ekonomi Negeri Britania Raya itu. Prestasi tersebut memberikan tambahan pemasukan ekonomi Inggris lebih dari 1,25 miliar pounds atau sekitar Rp 20,6 triliun (kurs 1 pounds = Rp 16.472).
THREE Lions -julukan timnas Inggris- merebut tiket ke putaran final berkat kemenangan 5-1 atas Kroasia di Wembley midweek pekan lalu (10/9). Lolos ke putaran final merupakan partisipasi ke-13 Three Lions di pesta sepak bola terbesar sejagat itu.
Tak hanya gibol Inggris yang bersorak atas sukses tersebut. Para pelaku dunia usaha Inggris tak kalah girang. Sepak bola yang telah menjadi industri olahraga itu harus diakui punya ikatan erat dengan dunia usaha dalam ruang lingkup ekonomi.
Konsorsium pengusaha ritel Inggris (Aprindo jika di Indonesia) mulai berhitung tentang peluang bisnis soal lolosnya Three Lions ke Afrika Selatan (Afsel). Menurut analisis mereka, ekonomi Inggris bisa mendapatkan keuntungan lebih dari keuntungan ketika Inggris lolos ke Piala Dunia 2006 di Jerman. Yakni, minimal Rp 20,6 triliun.
Meski krisis ekonomi global belum sepenuhnya pulih, kebutuhan orang akan tontonan Piala Dunia tetap tinggi. Beberapa ekonom Inggris menilai, Piala Dunia 2010 bisa menjadi kompensasi atas kerugian ratusan juta pounds karena kegagalan Three Lions melangkah ke putaran final Euro 2008.
"Pada Piala Dunia 2006, para pencinta sepak bola pasti menyisihkan anggaran membeli makanan ringan dan minuman untuk konsumsi menonton bola," kata Richard Dodd, juru bicara konsorsium pengusaha ritel Inggris, kepada Press TV.
"Terkadang, mereka membeli televisi baru. Bagi tempat-tempat publik seperti pub dan kelab malam, pembelian televisi layar raksasa sudah menjadi agenda tersendiri," tambah Dodd.
Mark Hastings, direktur komunikasi asosiasi pub Inggris, mengatakan, terjadi lonjakan permintaan stok bir di beberapa pub di Inggris saat ini. Bahkan, beberapa di antaranya sudah memesan stok sampai tahun depan atau saat putaran final dihelat pada 11 Juni-11 Juli 2010.
"Orang masih lebih memilih menonton pertandingan Piala Dunia di pub, bukan di rumah. Sebab, suasana di pub lebih meriah. Selain itu, mereka bisa sepuasnya berekspresi tanpa perlu repot bersih-bersih," tuturnya.
Hasting telah mengalkulasi bahwa setiap pub yang menghelat acara nonton bareng (nobar) Piala Dunia bisa meraup laba 124 juta pounds atau hampir Rp 2 triliun per pekan.
Ditambah ekspektasi tinggi terhadap Three Lions saat ini, prediksi di atas masih bisa lebih. Lihat saja hasil polling sebuah lembaga survei bernama YouGov yang dipublikasikan Sunday Times kemarin (13/9). Sekitar 49 persen warga Inggris yakin John Terry dkk bisa meraih trofi Piala Dunia kali pertama setelah 1966 atau mengalihkan 32 persen tidak yakin. Sisanya memilih netral.
Permintaan tiket Piala Dunia di Inggris juga tinggi. Sebab, belum sampai sepekan, 43 ribu tiket dilepas ke pasaran. Travel agen di Inggris tak mau ketinggalan dengan memberi penawaran paket menonton Piala Dunia dengan dua opsi. Yakni, 4 ribu pounds (Rp 66 juta) untuk tiga laga Inggris di fase grup dan 9 ribu pounds (Rp 149 juta) bagi fans yang ingin menonton sampai final, terlepas Inggris masih tampil atau sudah tersisih.
"Luar biasa sekali permintaan fans lewat travel. Keunggulan lewat travel adalah kami menyediakan jaminan keamanan," ujar Nathan Wilson, pemilik perusahaan travel Thomson Sport, kepada Times Online.
Dampak Ekonomi Lolosnya Inggris ke Piala Dunia 2010 Afrika Selatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
ga` ada inggris ga` ramai....
siip bro..:shakehand
Posting Komentar